Sayap Untuk Malaikatku (part 2)
Aku tak tahu ekspresi seperti apa yang
harus terpahat di wajahku ini. Senang ? iya, aku memang sedang dilanda suatu
perasaan bahagia yang begitu besar, aku menemukan satu lagi malaikat yang ada
di dunia ini selain omahku. Sedih ? iya, aku juga sedih, karena rasa penyesalan
yang dalam akan kebodohanku yang tidak berani untuk menatap mata malaikat itu.
Haruskah aku tersenyum didalam rasa penyesalan, atau aku harus bercucuran air
mata didalam rasa bahagia yang terselip di setiap tetes air mata.
Hari-hariku berjalan penuh penantian.
Aku seperti benar-benar merasakan mendapat nyawa tambahan. Setiap hari aku tak
punya tujuan hidup lain selain berusaha bertemu dengan malaikat itu. Satu detik
saja sudah cukup untuk aku memulihkan rasa yang menggantung dihatiku.
Di setiap pulang sekolah aku selalu
menunggu dengan harap. Aku sengaja meminta omah untuk menjemputku sedikit
terlambat, tujuannya hanya satu, aku ingin mengalami kejadian yang sama seperti
beberapa hari yang lalu. Aku tak memikirkan kepedihan yang aku terima jika
nanti aku di ejek dari anak-anak yang lain, karena aku yakin nanti malaikat itu
akan datang lagi menghapus kepedihan itu.