Halo kawan, apa kabar malam minggu kalian ? semoga
baik-baik saja gak seperti malam minggu yang semakin suram setiap
kalinya.Sudahlah gak usa kita membahas masalah malam minggu yang menyebalkan.
Kali ini yang bakalan gua certain adalah mengenai seorang wanita yng mencuri
perhatian gua selama kurang lebih 4 semester gua kulia. Dan cewek ini tampaknya
akan banyak menghiasi isi dari cerita yang akan gua buat di blog ini
kedepannya. Biar nanti lo gak bingung mengenai cewek ini makanya gua certain di
awal. Oke cEkIdOt…
Awal
perkenalan, atau lebih tepatnya awal berjumpa karena hingga saat ini gua dan
dia lum pernah kenalan ini terjadi di pertengahan semester 1. Saat itu aku baru
aja keluar kelas dan hendak turun dari lantai 2 ke lantai 1 tentunya, dan
diperjalanan itu, dari arah berlawanan segerombolan mahasiswa lainnya juga baru
aja kelas dan saat itu tak ada sesuatu yang mampu menahan langkahku hingga
tiba-tiba seorang wanita dengan perawakan tinggi , mungkin sedikit lebih tinggi
daripada aku, dan style tomboy yang diusungnya keluar dari kelas, saat itu dia
menggunakan baju coklat, celana pensil hitam, tas sandang menyilang dan sepatu hitam dengan garis putih.
Sesaat
langkahku terhenti sejenak untuk memandanginya. Tapi cewek itu lewat gitu aja
dari pandangan gua tanpa menyadari kalo ada seorang cowok begok yang sedang
mengaguminya. Tapi ya sudahlah dia sudah berlalu dan gua pikir ini juga hanya
akan jadi pertemuan pertama dan terakhir gua dengannya. Dan benar saja
pertemuan itu tadi adalah pertemuan gua yang pertama dan terakhir dengannya di
semester 1, dan itu gak membuat gua risau.
Mulai
ada keinginan untuk melihatnya tidak hanya sampai disini aja, tapi bisa
berlanjut kepertemuan-pertemuan berikutnya, semoga saja. Dan benar saja
ternyata semester ini bukan hanya sekali gua bertemu dengannya tapi tepatnya 3
kali, ada peningkatan daripada semester 1 kemarin. Dan dia masih dengan cirri
khasnya tas sandang menyilang dari bahu kanan ke pinggang kiri. Tapi saat itu
belum ada rasa penasaran dan rasa ingin tau siapakah nama dari sosok yang telah
kukagumi dari semester 1 ini. Gua masih menggapnya sebagai cewek yang hanya
numpang lewat dimata ini.
Tak
banyak hal yang terjadi pada semester 2. Tapi tidak dengan semester 3. Ya,
disemester ini lah dimana Gua begitu sering melihatnya, hampir seminggu sekali,
tepatnya selalu di hari rabu pagi, dan itulah yang mendasari Gua menamakannya “Mbak
Rabu Pagi”. Namun itu terjadi bukan dari awal dimulainya semester 3, tapi
terjadi di pertengahan semester 3.
Hal
ini bermula dari pergantian dosen, dari Bu Heni ke Bu Maylia. Kebijakan Bu May
untuk mengundur jam masuk dari jam 7 menjadi jam 7.30 ternyata terdapat berkah
tersembunyi didalamnya. Berkat itu adalah Gua bisa selalu melihat Mbak rabu
pagi di setiap hari rabu yang ternyata dihari itu kelasnya ada disebelahku.
Pertemuan
pertama di semester 3 ini adalah saat Gua dan temen-temen yang lain sedang
nongkrong didepan kelas sambil nungguin dosen. Dan saat itu lah tepatnya jam
07.14 WIB, seseorang yang wajahnya sangat ku kenal dari semester 1, wanita
dengan baju corak batik, celana pensil biru donker, dan sepatu hitam garis
putih, dan yang gak ketinggalan adalah tas sandang menyilang dari bahu kanan ke
pinggang kiri mengiringi langkahnya. Hal yang gak pernah gua duga bisa bertemu
dengannya dipagi hari, yang tentunya akan semakin memaniskan hari ini.
Dan
mulai dari hari itu, gua selalu menunggunya di depan kelas di hari rabu pagi,
hanya untuk melihanya lewat, perlu ditekankan disini adalah gua hanya sekedar
melihatnya, gak untuk melontarkan pembicaraan satu atau dua kata. Selama kurang
lebih 5 pekan, gua selalu melihanya dan itu membuat gua merasa ada sesuatu yang
berbeda, jantung gua berdetak lebih cepat, seluruh persendian-persendian
mendadak lemas. Orang bilang mungkin gua jatuh cinta, tapi gua akan jawab
tidak, karena Gua gak ingin jatuh cinta dengannya dan bisa terus memandanginya
dari jauh sudah merupakan anugrah untukku.
Ternyata
apa yang terjadi pada gua, diketahui dari temen-temen yang lain. Dan saat itu
gua ingat Faid bertanya.
“tau nama mbaknya?”, tanyanya.
“tau nama mbaknya?”, tanyanya.
“gak
tau, tapi gua gak mau nyari tau, karena gua lebih menikmati hari-hari dimana gua
bisa menikmati keindahannya tanpa tau namanya dan aku bisa memberikannya nama
sesuai keinginan gua sendiri.
Tapi
setelah pertanyaan itu, timbul rasa ingin tau yang lebih tentang Mbak rabu
pagi. Gua rasa sebagai seorang pemuja rahasia tampaknya kurang afdol kalo gak
mencari tau tentang kehidupannya. Oke fix, mulai susun strategi tempur untuk
mengetahui siapa sosok sebenarnya dari wanita tomboy dengan tas sandang
menyamping.
Hal
pertama yang dilakukan adalah mencari tau namanya, dan untuk itu gua gak ingin
ada campur tangan dari orang lain untuk hal ini. Langkah pertama adalah mencari
tau dia dari kelas apa dan jurusan apa, hal ini agar memudahkan gua dalam
mencari tau namanya melalui akun Facebook. Dan gak perlu waktu lama, gua
langsung bisa mengetahui dia dari kelas mana, itu berkat daftar pemakai ruangan
yang tertempel di tiap pintu kelas. Oke dia dari Pendidikan Administrasi
Perkantoran A 2010, ternyata dia satu tingkat di atas gua.
Ini
adalah langkah awal yang baik, saatnya untuk berselancar di dunia maya. Buka FB
dan langsung searching PAP A 2010 UNNES, dan cliing langsung muncul. Haa ini si
terlalu mudah, setidaknya itu yang ada dalam pikiran gua di 15 menit pertama.
Setelahnya nyaris 2 jam gua liat daftar anggota dari grub itu, tak ada 1 pun
akun yang menggunakan foto mirip Mbak rabu pagi. Putus asa mulai menggelayuti
gua. Apa gua salah liat kelasnya ya ?
Tapi
disini Tuhan menunjukkan kebaikannya, tiba-tiba gua dapat ide cemerlang. Ide
itu adalah menyusuri tiap foto-foto yang ada pada setiap akun anggota grub itu.
Dan jreeeng, ada satu wajah yang taka sing dalam suatu foto, dan ya itu adalah
Mbak rabu pagi. Rasanya seperti baru saja mendapatkan harta karun yang telah
lama hilang. Dan tertera dengan ini nama dari pemilik wajah tersebut, “MELIANA
SARI”.
Oke
langsung klik dan terbuka lah akunnya. Dan ini dia akunnya kawan
Ada 1 yang mengganjal dan
menghambat detak jantungku, PPnya itu loh,,,, aaaagggghhhhh,,,,, ternyata dia
sudah punya anjing. Pupus sudah lah, eits gak jadi deh, kan gua Cuma jadi
pengagum rahasia aja, jadi gak peduli dia uda punya pacar atau lum, tap ya
tetep aja nyesek. Lupakan itu sekarang saatnya add friend, klik!, dan
aaaarrrgggghhhhh bertambah lagi hal buruknya kawan, gua gak bisa berteman
dengannya dikarenakan permintaan pertemanannya sudah melebihi batas. Ya tuhan
sehina ini kah gua, bahkan untuk berteman dengannya di dunia maya pun gua gak
bisa.
Rasa putus asa semakin menggelayuti hati gua, niat untuk
bisa setidaknya berteman lewat dunia maya pupus, perjuangan gua untuk mencari
akunnya hingga berjam-jam mentah begitu aja hanya karna hal kecil. Shiiittt
!!!!
Tapi
lagi dan lagi, sebuah ide dan tentunya harapan baru mulai ada di otak gua. Gak
bisa berteman di FB kan masih ada twitter. Ok kawan sekarang tinggal nyari akun
twitternya aja, searching Meliana Sari, gak gua sangka ternyata di bumi pertiwi
ni cukup banyak cewek yang bernama Meliana Sari. Dan yang lebih menyesakkan
adalah gak ada dari sekian wajah distu yang menunjukkan wajah Mbak rabu pagi.
Brreeengggsssekkk,,, apakah perjuangan gua Cuma cukup sampai disini ?
Eiitss,
lagi-lagi gua punya pemikiran baru. Gua memutuskan untuk setiap hari mengamati
FBnya dan berharap suatu hari dia membuat status yang berkaitan dengan
twitternya. Waktu demi waktu berjalan dan akhirnya hari itu tiba juga kawan.
Mbak rabu pagi buat status yang menunjukkan akun twitternya. Serasa ada cahaya
matahari yang masuk menerangi hati gua yang memang gelap.
Gak
perlu nuggu jarum panjang bergerak, langsung aja gua searching di internet, dan
ttteeerrrreennngggg dapat juga akun twitternya.
Ok, FB uda tau walaupun gak bisa masuk, twitter uda dapat
dan resmi sebagai follower Mbak rabu pagi. Jalan untuk berteman melalui dunia
maya uda ke buka. Trus hal selanjutnya yang akan gua lakuin adalah mengetahui
jadwal kulianya agar gua bisa terus menikmati keindahannya. Dan berhubung hali
ini gua lakuin di penghujung semester 3, kayaknya untuk saat ini jadwal yang
gua tau adalah hari rabu jam 7 pagi di ruang C3-120.
Hal
yang mungkin terkesan bodoh yang gua lakuin adalah saat gua datang ke kampus
dengan kondisi gua lagi gak ada kelas karena kesibukan dosen, tapi yang gua tau
hari itu Mbak rabu pagi ada kulia. Dan kalian tau kawan apa yang gua lakuin ?
gua datang ke kampus dan duduk di depan kelasnya hanya sekedar melihatnya lewat
didepan mata gua. 1 jam gua nunggu hanya untuk melihantya gak sampai 5 menit.
Mungkin
bagi kalian ini adalah hal bodoh, tapi aku menikamati hal ini. Menikmati
saat-saat aku hanya bisa memandanginya dari kejauhan dan membuatnya gak sadar
kalau ada seorang cowok gila yang sedang menguntit keberadaanya.
Bukan
tanpa alasan kawan kenapa gua gak mau untuk coba lebih masuk lagi ke dalam
hidupnya, dalam artian di sini adalah coba berkenalan dengannya. Selain memang
gua gak terlalu memiliki mental yang kuat untuk berkenalan dengannya, ada
ketakutan dalam diri gua jika nantinya dia tau tentang adanya gua di dunia ini
yang mencoba untuk masuk ke dunianya, dia malah akan menjauhi gua dan
menghindar karena merasa gak nyaman dengan keberadaan gua sebagai penguntit.
Tapi bagi gua, tau atau gaknya dia dengan keberadaan gua, itu gak penting.
Selama gua masih bisa menikmati keindahannya walau harus dari jauh.
Menuju
semester 4, perencanaan yang matang telah gua pasang. Kalo kemarin gua cuma
bisa tau 1 jadwal kulia aja, semester ini harus mampu megang seluruh jadwalnya
di sepanjang kulia. Dan itu bukan lah hal yang sulit dengan system akademik
yang dimiliki kampus gua. Sebelum masuk kuliapun akhirnya gua bisa dapetin
jadwalnya. Dan lagi di hari rabu, jadwal gua dan mbak rabu pagi ada yang sama
namun bedanya kali ini ruangannya agak sedikit berjauhan aja. Tapi tak masalah
yang penying waktunya sama.
1
minggu masuk kulia, tak sekalipun gua melihat kenampakannya. Memasuki minggu
keduapun gua masih lum bisa melihat senyumnya lagi. Hingga gua mulai curiga apa
mungkin jadwal yang gua liat kemarin salah.
Genap
1 bulan gak ketemu, akhirnya Tuhan menunjukkan kebaikannya lagi kepada gua. Tepatnya
lagi pada hari Rabu, namun kali ini di siang hari. Selesai kulia pertama dan
berniat untuk sholat (gini-gini gua juga sering sholat, walaupun Cuma waktu
dikampus doang). Dalam langkahku ke 353 di hari itu, dari sebelah selatan ada
seorang yang gak asing lagi dari mata ini. Ya kalian pasti sudah tau siapa
orang tersebut. Benar kawan, dialah Meliana Sari aka Mbak rabu pagi.
Tampaknya
hari rabu memang berjodoh untuk gua. Dan saat itu juga, (eh sebenarnya si
setelah gua sholat), gua mengambil posisi duduk sekitar 10 meter didepannya.
Saat itu pukul 12.15 WIB, sedangkan jam 1 nanti gua masih ada kulia, tapi
untungnya ada kebijakan telat 15 menit, dan hal itu lah yang gua manfaatin
untuk setidaknya selama setengah jam meliha wajahnya.
Disaat
temen-temen lain sudah berangkat ke kelas, gua masih setia duduk dengan menjaga
jarak darinya. Suatu hal yang bodoh lagi-lagi gua lakuin. Melihat orang yang
bahkan tak tau kalo gua ini pernah dilahirkan kedunia ini.
30
menit berlalu, 30 menit yang luar biasa, 30 menit yang manis yang mengantarkan
gua kembali ke kelas dengan senyum mengembang dalam setiap langkah. Hari ini
seakan menghapus hari-hari lainnya di bulan februari.
Bagi
gua sekali dalam seminggu bisa melihatnya selama 5 detik aja uda jadi kepuasan
tersendiri. 5 detik yang menghapus gelapnya perjalanan hidup gua di minggu itu.
Mungkin orang lain melihatnya sebagai suatu hal bodoh cenderung gila, tapi aku
menikmati hal ini kawan, ada rasa kepuasan yang luar biasa saat kau
melakukannya.
Setelah
hari itu, gua lebih sering melihatnya. Dan yang paling fenomenal adalah saat
itu di hari rabu (lagi), saat gua baru aja keluar kelas dan di saat yang sama dia
pun juga baru keluar dari kelasnya, dan memang posisi kelas gua dan dia untuk
jam itu hanya berjarak 30 kaki. Seakan dikendalikan dari remot jarak jau, gua
langsung mendekat dengan posisi mengekor tepat 2 kaki darinya. Ini adalah jarak
terdekat gua dengan dia, setidaknya hingga awal semester 4 ini. Melalui
perjalanan menuruni 3 lantai dengan jarak yang begitu dekat membuat gua tak
menyesali telah terlahir ke dunia ni.
Tapi,
jangan pernah berpikir bahwa petemuan kali ini gua akan berbicara satu kata
saja. Bukan karena gua gak mau, tapi mental yang gua punya gak cukup untuk
sekedar mengeluarkan kata “hai”. Tragis memang, tapi gua juga ingin tetap
keberadaan gua di hidupnya akan tetap menjadi sebuah rahasia.
Akan jadi suatu cerita yang luar
biasa saat gua tua nanti dan mengingat kenangan indah atau mungkin bodoh. Dan
ini akan jadi 1 dari 1000 kisah indah yang gua alami dalam perjalanan
pendidikan gua yang gelap. Dan melalui hal ini gua juga menangkap hal berharga,
bahwa gak selamanya dunia pendidikan itu kelam.
Labels:
goresanku
Thanks for reading Miss Wednesday Morning, Introduce. Please share...!
0 Komentar untuk "Miss Wednesday Morning, Introduce"