Masa
SMA, banyak orang mengatakan itu adalah masa terindah dalam sejarah pendidikan
kita. Di saat itu kita mulai berpikiran dewasa *terkecuali gua*, di masa itu
kita mulai berkenalan dengan cinta *terkecuali gua, karena gua lum perna
ketemuan ataupun smsan ama cinta*. Hari-hari SMA berlangsung dengan begitu
banyak kenangan dalam setiap lembarnya, dan saat perpisahan SMA adalah hal
paling mengharukan nomor 10 dalam setiap kehidupan manusia *terkecuali gua,
lagi*.
Tapi
kali ini yang bakalan gua angkat disini bukanlah kisah gua di masa SMA. Yang
akan gua angkat dalam kesempatan yang berbahagia ini adalah masa SD kita, *kita
?*. suatu hal yang mungkin banyak orang sudah melupakannya dan gak ada hal
menarik di dalamnya. Namun gua memiliki suatu penilaian tersendiri tentang
masa-masa di SD.
1. Kebohongan Baris Berbaris
Ingatkah kalian sesaat sebelum
masuk kelas kita selalu di suruh baris terlebih dulu ? dan ingatkah kalian
dengan kata-kata seperti ini ? “ayo anak-anak baris yang rapi, kalo gak rapi
gak boleh masuk kelas”. Dan tanpa aba-aba lagi kita langsung berdiri tegap dan
merapikan diri, bahkan mungkin diantara kalian ada yang sampai berantem sama
teman gara-gara dia barisnya gak rapi. Dan baru gua sadari betapa bodohnya gua
yang menuruti kata-kata itu, karena setelah gua piker-pikir gak mungkin kalo
Cuma gara-gara kita gak baris dengan rapi kita gak bisa masuk kelas, kalo hal
itu sampai terjadi tentunya orang tua kita akan ngamuk-ngamuk ke sekolah. Andai
saja hal ini diterapkan di kuliah, dan jika dosen mengatakan kalo barisan yang
gak rapi gak boleh masuk kelas, mungkin gak ada satupun mahasiswa yang akan
merapikan barisannya.
2. Kebohongan Perintah Jangan Ribut dan Akan
di Catat Ketua Kelas
Mungkin gak semua dari kalian
mengalami hal ini. Tapi pernahkah guru kalian mengatakan “Ibu mau keluar
sebentar ya, kalian jangan rebut, tolong ketua kelasnya dicatet siapa aja yang
bikin keributan”. Sekarang gua baru sadar, kalo pun nama gua ada dalam catatan
ketua kelas, apa artinya buat guru ? gak mungkin kan mereka memajang nama para
pembuat keributan di dinding kamarnya, paling kertas tersebut di buang begitu
saja. Tapi anehnya saat itu gua nurut-nurut aja, dan saking takutnya dicatet
dari ketua kelas, untuk bernafas pun gua harus pelan-pelan. Bodohnya gua
3. Kebohongan Siapa yang diam boleh pulang
Pernah kah guru kalian
mengatakan, “ayo anak-anak harap tenang, yang tenang boleh pulang”. Keinget itu
gua merasa begitu gampangnya gua dibohongi. Karena apa pun yang terjadi, lo
diam atau gak tetap aja lo bakal pulang, dan itu memang benar karena setelah
beberapa anak diam ditunjuk untuk pulang, beberapa saat kemudian semuanya
langsung bisa pulang juga. Harusnya saat itu gua mikir, gak mungkin tu guru mau
sekap gua dan beberapa anak lainnya di kelas Cuma gara-gara kita gak bisa
tenang, dan gak mungkin dia mau nungguin kita terus disekolah.
Hmm, niat gua buat artikel ini
bukan berarti kalian harus dendam sama guru kalian karena kalian telah
dibohongi. Gua cuma menyampaikan apa yang ada dalam pikiran gua dan juga
sedikit punya pertanyaan, apakah berbohong adalah cara yang baik untuk mendidik
? walaupun mungkin tujuannya baik, tapi ada baiknya kita gak perlu harus
membohongi anak-anak yang masih polos *bukan berarti gak pakE baju* dan lugu
*terkecuali gua*.
Dan gua juga gak benci ataupun
dendam dengan guru-guru SD gua. Karena apa pun yang gua lontarkan tadi, mereka
tetap lah orang tua kedua gua dan yang ke sekian juga.
Labels:
goresanku
Thanks for reading Kebohongan Masa SD. Please share...!
0 Komentar untuk "Kebohongan Masa SD"